Sabtu, 19 Mei 2012
Takut
Takut kepada tsunami dan takut kepada Tuhan itu berbeda. Takut kepada bahaya, membuat kita menjauh. Tapi, takut kepada Tuhan, membuat kita semakin mendekat, dan menemukan kedamaian dalam keindahan, dan keindahan dalam kedamaian, di dalam kasih sayang Tuhan. Pernahkan engkau melihat bayi yang baru belajar jalan, yang ditakut-takuti oleh ayahnya yang nakal? Bayi itu tidak berlari menjauhi sang ayah, tapi justru berjalan tertatih dengan rintihan dan wajah meminta pertolongan kepada ayahnya. Kepada siapa lagi sang bayi itu mendapatkan perlindungan, kecuali dari ayahnya, walaupun sang ayah sedang jahil? Tuhan tidak pernah menjahatimu, engkau jiwa yang dicintai-Nya. Tidak ada sedikit pun dalam niat Tuhan kecuali memuliakanmu. Takutlah kepaaa Tuhan. Mendekatlah, dan temukanlah kedamaian dan keindahan. Tuhanmu itu Maha Cinta dan Maha Indah.
"Artinya"
Tuhan itu Maha Penyayang, itu sebabnya yang baik bagi kita akan diharuskan-Nya. Meskipun Tuhan memberikan kita kebebasan untuk memilih, sesungguhnya Tuhan lebih berpihak kepada pilihan baik kita. Itu sebabnya bagi kebaikan, disediakan hadiah kedamaian, kenikmatan, dan keindahan. Itu sebabnya bagi keburukan, disediakan kegelisahan, perendahan derajat, ketakutan, dan penderitaan yang berkelanjutan. Itu semua, diniatkan agar kita lebih memilih kebaikan daripada keburukan. Dan sembahyangmu itu, adalah untuk kebaikanmu. Lebih baik memaksa dirimu sembahyang, daripada mengeluh karena kekasaran orang lain, karena pengkhianatan, dan karena buruknya rezeki. Jika engkau bisa melihat perlindungan yang dilingkupkan Tuhan kepada jiwa yang bersembahyang, engkau akan selalu bersembahyang - dalam kepatuhan jiwa dan kepatuhan raga. Marilah kita belajar untuk patuh secara jiwa dan raga. Tuhan Yang Maha Pelapang Hidup, perjelaslah berkah dari sembahyang bagi jiwa yang sedang ragu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar